Welcome to Riska Tulus' World, enjoy!

Biasa aja, yang penting beda

Sabtu, 17 Desember 2011

Danbo's Diary: Tuhan masih Peduli

Sore itu, segala rasa hampa menghampiri diriku, mencoba mendekap erat tubuh mungilku yang saat itu begitu lunglai tak bersemangat melakukan apapun. Aku putus asa, ya, seperti biasa aku merasakannya. Aku benar-benar merasakan dunia berputar ke arah yang berlainan dengan putaran hatiku. Aku merasa dunia berputar begitu cepat inginkanku untuk terlempar darinya. Ya, bahkan dunia yang selama ini selalu menyodorkan pundaknya untuk kubersandar, mulai berjalan meninggalkanku. Dia yang selama ini turut merasakan kesepian hatiku, melihat kepedihan mataku dan mendengar jeritan jiwaku, mulai bosan dan enggan dengan diriku yang terlalu malang. Semuanya berjalan menjauhiku, tak ada lagi teman, tak ada lagi pendengar, apalagi tempat untuk bersandar. Tapi ternyata, aku masih di sini, aku masih di atas bumi ini, dia tak benar-benar melemparkanku. Aku masih merasakan jabatan tanahnya yang hangat, angin sejuknya yang menyelimuti kulitku yang rapuh dan segala keindahannya yang masih menatapku penuh kasih sayang.

Semua hanya perasaanku saja, ya, hanya perasaanku.. saja. Kini aku merasa di atas puncak rasa kesepianku, saat mereka tak mampu lagi membaca sandi-sandi yang terkirim dari mataku, bahasa-bahasa yang mengalun dari gerak tubuhku. Saat semua orang tak mengerti dan tak mau mengerti.. lagi. Tak ada yang peduli, aku hanyalah sebuah boneka kardus yang memiliki tubuh dan hati nan lemah dan rapuh. Tak ada yang peduli, apalagi mencoba mengerti.


Kupandangi sang langit, dia pun dengan matanya yang begitu luas menatapku penuh iba. 'Apakah kau tahu, Langit? Kau itu jahat. Setiap saat kau menatapku, kau tahu yang aku alami dan rasakan, tapi kau juga diam tak peduli. Dan para rumput pun demikian, apakah tak ada lagi kini yang menginginkanku?'. Dalam kemurunganku aku menghujat sekelilingku. Tiba-tiba seekor hewan berkaki enam menghampiriku yang sedang duduk terasing, dia mencoba meraihku. "Hai, laba-laba kecil, sedang apa kau di sini? Dimana teman-temanmu?", sapaku padanya yang terus mencoba meraih lengan kiriku yang mungil. Dia tak menjawab, dia terus berusaha meraihku seolah mengajakku melakukan sesuatu. "Hei, apa yang kaulakukan? Kau mau bermain denganku?", dia tetap terus mencoba menarik lenganku. "Oke, oke kita akan bermain bersama.", kataku padanya dengan tawa bahagia dan kemudian kami pun bermain menghabiskan waktu bersama.
Ternyata.. Tuhan masih peduli padaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar