Welcome to Riska Tulus' World, enjoy!

Biasa aja, yang penting beda

Minggu, 07 Agustus 2011

Dangdutku, Kebanggaanku

Jumat, 26 November 2010 | 07:36 WIB

Riska Tulus Wibawati
Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Negeri Malang

risk.riska@yahoo.com

Saat mendengar alunan musik dangdut dengan suara gendangnya yang khas, kerap kali membuat orang ingin bergoyang dan tak sadar ikut berdendang. Lirik serta bangunan lagunya yang sederhana dan lugas mampu memikat hati siapa saja yang mendengarnya. Tentu bukan karena itu jika dangdut serta merta diidentikkan dengan rakyat jelata, kasta kelas bawah. Karena dangdut adalah salah satu genre musik di Indonesia yang bisa dinikmati seluruh kalangan. Mungkin ada yang gengsi dan malu jika mengalunkan dangdut. Namun, saya yakin jika mereka mendengar dangdut, mereka akan terbawa dan ikut bergoyang.

Musik dangdut di sini adalah musik asli Indonesia yang berakar dari musik Melayu yang telah mengadopsi beberapa unsur seperti gendang atau tabla dari India, serta unsur-unsur dari Arab pada cengkok dan harmonisasinya. Dari sejarah singkat tersebut, dapat dipahami bila musik dangdut merupakan wujud perkembangan dari musik Melayu. Dan musik Melayu sendiri adalah salah satu musik kebudayaan Indonesia.
Sebagian orang mengaku dirinya tak suka musik dangdut karena goyangan penyanyinya yang vulgar dan panas. Dengan rok mini mereka melenggak-lenggokkan tubuhnya di atas panggung. Benar, musik dangdut dapat mengajak pendengarnya bergoyang, namun bukan goyangan erotis yang terkesan mengundang hasrat seksualitas seperti itu.

Alasan lainnya, karena mereka lebih mencintai aliran musik lain seperti jazz, rock, dan genre musik lainnya. Salah satu di antaranya menyebutkan bahwa musik dangdut tidak bermutu, liriknya terkesan cemen, tidak seperti musik jazz yang menuntut skill tinggi dalam memainkannya. Tidak ada larangan untuk memilih genre musik yang digemari, namun paling tidak tetap cintailah produk sendiri.

Mungkin, mereka para pecinta musik di Indonesia merasa bingung, di satu sisi mereka ingin turut mengembangkan musik dangdut, namun di sisi lain, mereka tidak begitu nyaman dengan hal-hal yang identik dengan dangdut dengan goyangannya yang cenderung vulgar. Selain itu, kerap kali para penyanyi dangdut ini melantunkan lagu-lagu bergenre pop yang didangdutan. Hal ini memberikan kesan negatif terhadap musik dangdut karena dianggap kurang kreatif dalam berkiprah di dunia musik. Mungkin sisi komersial dan tuntutan pasar menjadi alasan.

Mungkin, para musisi dangdut, terutama penyanyinya bisa berbenah diri untuk memperbaiki citra musik dangdut di mata masyarakat, dan untuk para pecinta musik di Indonesia, ini musik kita, dangdut is the music of our country.

Jadi, jangan pernah malu dengan musik kita sendiri, tetapi bawalah musik kita ini untuk bersaing di kancah internasional. Karena musik dangdut kita adalah juga kebanggaan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar