Welcome to Riska Tulus' World, enjoy!

Biasa aja, yang penting beda

Minggu, 07 Agustus 2011

Pamer

Pada postingan sebelumnya yang berjudul "Dangdutku, Kebanggaanku" tercantum tanggal 26 November 2010, hemm sudah cukup lama ternyata.

Artikel tersebut adalah sebuah artikel opini yang merupakan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan saat saya masih di semester pertama. Kami ditugasi membuat paragraf opini dan mengirimnya ke koran Surya dan yang dimuat akan mendapat nilai tambah dari dosen kami. Sebenarnya tidak harus dimuat, yang penting terbukti telah mengirim saja sudah cukup bagi beliau dan akan diberi nilai juga. Namun yang membuat kami sungguh berhasrat agar masing-masing tulisan kami dimuat adalah royalti yang diberikan oleh kampus karena telah menyantumkan nama universitas dalam tulisan kami. Jumlahnya sangat cukup bagi seorang mahasiswa baru yang low budget seperti saya, dapat digunakan untuk menambah uang saku yang notabene masih mengemis pada orang tua.

Saya begitu iri melihat karya teman-teman saya yang begitu mudah dan cepatnya menemukan topik dan mewujudkannya dalam tulisan sedangkan saya menentukan topik pun belum. Saat saya baru mengirim tulisan saya, beberapa teman saya telah sibuk mengurusi persyaratan untuk mengambil royalti dari kampus tersebut. Dan saat uang teman-teman saya hampir habis, tulisan saya tak kunjung dimuat, padahal saya sudah mengirimkan tiga atau empat artikel. Saya hampir putus asa menunggu artikel saya dimuat, sudah berapa kali saya membeli koran surya namun tak kunjung saya temukan satu dari artikel-artikel saya sampai akhirnya saya benar-benar putus asa dan tidak lagi berharap.

Suatu hari, saat jam mata kuliah BIK, ada seorang teman yang bertanya kepada saya tentang artikel saya yang dimuat, tentu saja saya hanya mengernyitkan dahi dan garuk-garuk kepala. Beberapa menit kemudian barulah saya connect apa maksudnya. Saya merasa kaget dan girang mengetahuinya. Kemudian dosen BIK saya juga menanyakan hal yang sama untuk memastikan, namun saya masih belum mengetahui pasti dan saya ditertawakan oleh beliau, hehe malu.

Saya bersyukur, Alhamdulillaah, terimakasih atas rizkiMu ya Allah. Saat itu teman dekat saya langsung sms karena tempat duduk kami yang tak terjangkau, dia memberi selamat dan memberi semangat bahwa jangan putus asa dulu, buktinya sekarang satu dari artikel saya telah dimuat, kurang lebih seperti itu isi smsnya. Dia, memang teman yang baik, lebih tepatnya, teman terbaik. Terimakasih, aku tidak akan pernah melupakanmu, teman terbaikku, kau adalah satu dari semangatku, terimakasih.

Marilah semuanya, kita lestarikan budaya kita, mari cintai musik kita, DANGDUT. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar