Welcome to Riska Tulus' World, enjoy!

Biasa aja, yang penting beda

Senin, 14 Januari 2013

Semester: 6th Day: 1st

Jadwal kuliah yang biasanya sore-sore, hari ini harus dimulai jam 7 pagi, jam 7 pren jam 7, gilak, biasanya jam segitu masih nyuci baju. Udah gitu nama mata kuliahnya namanya stylistics  yang ngebahas tentang formalitas dalam karya sastra contohnya kayak kenapa dalam sebuah kalimat dalam sebuah karya sastra itu di dalemnya pake koma, kenapa gak titik, ato titik dua atau petik atau etc. agak gila emang kuliahnya, antara gila ama gak penting. Nah, pas pagi-pagi baru dateng, ada beberapa wajah baru yang ternyata adalah mahasiswa dari jurusan pendidikan bahasa Inggris, nahh sedangkan kelasku uda jelas, sastra. Usut punya usut mereka akhirnya ngaku kalo merek adalah mata-mata FBI, apaan sih, enggak, mereka akhirnya ngaku kalo mereka ambil matkul itu buat menuhin sks aja, soalnya mata kuliah elective yang tersisa cuman itu. Tapi ya men, kalo misal emang tersisa itu tapi ga ada sangkut pautnya ama jurusan yang ditekuni juga buat apa. ibarat dari malang mau ke Surabaya naik bis malang-banyuwangi, ya nyasar, udah gak sejalan.

Pertama, kata dosenku, ini yang agak gak enak, “iki mata kuliah e rodok gendeng (ini matakuliahnya agak gila), saiki mosok sing digoleki iku opoo kok iku nganggo koma, opoo kok gak titik, utowo titik dua (sekarang masa yang dicari itu kenapa ini pake koma, kok gak titik, kenapa gak titik dua), lak wong nganggur a wong sastra iku, arek-arek sastra iku arek-arek minder, gak payu, senengane goroh (nganggur banget orang sastra itu, anak-anak sastra itu anan-anak yang minder, gak laku, sukanya bohong).” Kurang lebih kayak gitu, dan aku sama beberapa temenku Cuma bisa ketawa sambil sesekali nimpali “iya Pak, you know us so well dah, mahasiswa e gila, dosen e apa?insane?psychotic?” ah tererah orang bilang apa, yang penting mari menggila!

Bingung kenapa dibilang suka bohong? Oh, nggak ya? Gapapa deh, bingung aja, biar aku bisa cerita, yah? Jadi gini, katanya bapaknya, sastra itu kan metaphor, hayoo dibuka lagi buku BI smp nya apa itu metaphor, gak mau? Ya udah, aku lanjutin cerita lo ntar, yaudah lanjut aja *abaikan, nah karena metaphor, kayak “kau adalah mawar yang tumbuh di jamban jambangan” itu kan boong banget, nah gitu masih mau aja diboongi, diteliti lagi, masyaAlloh itu piring kotor banyak di belakang, plis. Tapi biarin, aku udah 5/8 perjalanan ini, masa mau mundur gitu aja, mending miring aja kayak kepiting *janganhiraukan.

akhirnya beralih ke matkul kedua, comparative literature, ini malah lebih gak dong lagi, bener-bener zonk nih kepala. tapi setelah dapet iluminati dari dosennya akhirnya kami mendapat secercah harapan tentang matkul ini. cuman, tadinya kukira bakal bentar aja njelasin course outline doang, eh la kok oragnya tidak berbaik hati segera memulangkan, malah ngomong sendiri, sampe ngomongin kalo chairil anwar plagiat segala lho, dan saat orangnya nyeritain itu sambil tegang gitu, yang berhasil bikin aku ngayal tiba-tiba ada backsound di film2 pas pembunuhan2 gitu, beeh apaan sih. 

haah hari ini berlalu dengan segala macam kegejean tiada akhir.

Pesan-pesan 5 cm.


5 cm., hemm begitu banyak kata-kata amajing yang bisa kita lontarkan untuk satu film sarat makna itu. Mulai dari pesan utamanya, sampe jalur percintaan yang mengejutkan, semua mampu meninggalkan bekas ingatan yang cukup tebal di benak setiap penontonnya. Sambil berusaha mengingat satu persatu scene yang telah saya lihat, saya akan mencoba memberi kritik sesuai background knowledge dan point of view yang saya miliki. Namun saya aingin membahas tentang pesan-pesan yang saya tangkap saja, kalau yang unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya mungkin udah banyak temen-temen kita yang udah bahas dengan pembahasan yang lebih kritis.

Oke langsung aja, pesan pertama, tinggalkan zona nyaman, Ya, kesuksesan adalah meninggalkan zona nyaman, karena jika tidak, tidak akan pernah tercipta istilah “no pain no gain”. Di sini film ini menggambarkan bahwa masa muda bukanlah nongkrong terus-terusan seperti yang para tokoh sering lakukan, tapi bagaimana kita dengan bijaksana mengatur kapan kita harus belajar bergaul, dan kapan harus berkarya, toh bergaul terus-terusan juga bukan jaminan sukses, Adam owl city, orang tuaya sampe kuatir lo gara-gra dia terlalu banyak menyendiri di kamar, tapi, bisa kita lihat sekarang dia seperti apa, intinya, kita semua punya jalan masing-masing menuju kesuksesan, tidak ada satu jaminan mutlak, hanya kita yang harus pinter-pinter bergulat dengan hidup sedinamis mungkin. Sekali lagi, gak ada satu jaminan mutlak, karena hidup terlalu kompleks untuk dirumuskan. Intiya, tinggalkan zona nyaman!
Terus lagi, pas kuisionernya si Ian ditolak, padahal deadline uda otw, dan akhirnya ketemu seseorang yang amat sangat tepat justru pas dia putus asa, itu ngegambarin banget kepanjangtanganan Tuhan, dan biasanya pertolongan itu datang justru saat kita udah hampir di titik nol dari harapan yang kita miliki. Serius, pernah gak ngalamin kayak gitu? Pasti sering? Tuhan emang keren, jalan-jalan-Nya yang disiapin buat kita sering banget gak terduga, ya kan? Oh ya, ini juga didukung sama ceritanya si Fedi Nuril tentang pengalamannya main film ini di sebuah acara di TVRI. Katanya,pas mereka semua crew 5 cm udah mau di puncak, ada sebuah titik disna yang sebagian besar pendakinya akan merasa sedikit lebih emosional dan merasa seperti ‘ini semua sebenernya buat apa sih? Ngapain kita jauh-jauh, capek-capek ke sini?’ dan itu mereka alami justru ketika mereka tinggal beberapa jengkal dari puncak, pas mereka udah mau mencapai puncak tujuan mereka, tapi setelah itu Tuhan memberi jawaban dengan memberi perasaan bangga tak tergambarkan di hati mereka setelah berada di puncak. Intinya, Tuhan tidak akan membiarkanmu terpuruk sendiri, orang-orang yang menyerah mungkin adalah contoh orang yang kurang berabar karena jika mereka bertahan sedikit lebih lama, sebenarnya jawaban-Nya akan segera mereka temukan. Tuhan sayang kita kok, yang perlu dilakukan saat seolah tak ada lagi harapan adalah letting everything go, soalnya emang nothing else kan? Dan percaya, bentar lagi pertolonganNya baakal datang J

Kalo pas proses pendakiannya mungkin udah cukup jelas ya pesannya dan saya yakin kita punya interpretasi yang sama dalam hal ini bahwa segala perjuangan memang tepat sekali untuk digambarkan seperti mendaki gunung, kita menuju suatu puncak yaitu tujuan, dan dalam mencapai tujuan itu kaitannya sama yang tadi, tiggalkan zona nyaman, intinya gak pernah mudah, ada saat dimana sekitar kita menghimpit, menekan dan memaksa kita untuk step backward. Oya, ada pesan juga pas Arial kedinginan, bahwa dalam menuju kesuksesan, tidak ada orang yang sukses sendiri, di baik kejayaan tiap orang pasti ada tangan-tangan tersembunyi yang turut mengangkat dam memberi kekuatan, seandainya Arial sendirian, apa yang terjadi, sudah dapat dipastikan dia akan mundur, tapi dengan pelukan hangat para sahabat dan kata-kata penuh dorongan akhirnya dia bisa. Dan dalam hal ini, secara lebih general kita artikan sebagai orang-orang yng memperjuangkan kita, ya, Arial yang menjadi kuat karena dia juga memperjuangkan parasahabatnya. Ya, saat lagi-lagi kau merasa putus asa dan seperti tak ada gunanya lagi kauhidup di dunia ini, ingatlah orang-orang yang beharga  dalam hidupmu, paling tidak, hiduplah untuk memperjuangkan orang-orang yang memperjuangkanmu. Selain itu, berpikirlah lebih positif bahwa untuk apa hidupmu menjadi sia-sia hanya karena orang-orang yng menghimpitmu sedagkan kau tak pertimbangkan ayah ibu sanak sahabat yang selalu ada untukmu, bukankah kau telah sibuk untuk mencintai orang-orang yang mencitaimu daripada harus membenci orang2 yang membencimu. J

Yang menrik juga, lurpercintaan antra mereka. Sugguh, menjadisebuah representasi yang dikemas apik untuk menggambarkan lika-liku cinta yng seringkali menemukan jalan yang tak mulus di dalamnya dan cinta tak terblas adalah kasus yang paling sering terjadi. Selain itu juga tersirat beberapa pesan bahwa tetap ada kesmpatan untuk membangun sebuah cinta baru dan yakinlah bahwa cinta sejatimu itu ada, tunggulah. Aku juga belum nemu, ampe capek juga nungguinnya, tapi ya itu tdi, Tuhan punya rencana yang amajing bu kita semua. J